Jumat, 28 Agustus 2009

kenangan malam-malam yang sepi (1)


dearest,
semalam bulan indah sekali, full moon,
purnama dalam balutan dewi malam yg cerah ceria,
sayang aku hny bs melewatkan malam yg indah itu sendiri
hny lagu cinta nan sendu menemani
tuk hangatkan kalbu yg merindu
andai bukan hanya bayangmu yang datang utk menghapus dingin & sepi dlm kalbuku...
oh Tuhan, betapa aku merindukan dia kekasih hatiku
yang hny bisa kucumbu dlm bayangannya yang semu
yang selamanya hrs kupuaskan hatiku dgn itu..
aku ingin membelai barang sehelai rambutnya
aku mendamba barang sekejap dalam hangat peluknya...
aku ingin barang seperseribu detik yang maya menjadi teraba ....

cinta jangan kau pergi...


cinta jangan kau pergi... tinggalkan diriku sendiri.... cinta jangan kau lari.... Apalah arti hidup ini tanpa cinta dan kasih sayang....


lagu sendu melantun dari HP ku..... dan semilir angin di atas bukit ini membawa hangat dan menghangkatkan hatiku juga.... aku tadi rupanya jatuh tertidur... dan aku bermimpi berjumpa dengan kekasihku... dia ku lihat sangat cantik... dalam balutan gaun putih dari bahan ringan yang melampai perlahan... diterpa angin yang bertiup. Dia berjalan di kejauhan... berlari perlahan seakan tak sabar untuk segera mendekat padaku... tangannya terentang... dia berlari kecil di antara bunga-bunga mungkin di padang... di antara bunga-bunga alang-alang yang berayun-ayun setelah tubuh indahnya menerpa. Aku begitu bahagia... namun saat dia ada di depan mata dan merentang tangannya memelukku... aku terbangun dan tersadar bahwa ini hanya mimpi.

Meski begitu, aku masih merasakan sisa kebahagiaan dan hangatnya cinta di dalam hatiku... dan kembali aku seakan melihatnya di antara bunga di padang dan alang-alang yang terhampar...

Aku akan selalu merindukannya dan setia menunggu saat bertemu itu tiba.....
biarlah orang katakan aku bodoh... aku akan tetap menunggu dan menunggu....

I am fine, honey


I am fine, honey
janganlah mengkhawatirkanku
aku baik-baik saja
walau setiap kali mengingatmu

betapa sekarang aku ingin memelukmu
mendekapmu dan membenamkanmu dalam hangatku
hangat yang selalu ada karena terbakar cinta dan rindu

suatu saat kita akan bertemu
meski itu saat mentari akan tenggelam
kita akan berdua memandang indahnya
menikmati keindahan yang tiada
seperti cinta kita yang indah
walau mungkin tinggal sesaat bisa tercecap
karena mentari segera lenyap
dan haripun menjadi gelap
dan kembali senyap.



Rabu, 26 Agustus 2009

lelah


aku lelah
lelah jiwa
lelah raga

inginnya kau di sini
akan bercerita tentang lelahku
sambil merasakan jemarimu
menari lembut melemaskan ototku yg kaku

inginnya kau di sini
aku akan bercerita tentang kesalku
sambil menikmati sepotong roti buatanmu

inginnya kau di sini
aku akan rebah dalam pangkuan
sambil bercerita tentang lara yang membiru
karena rindu telah lama dan membatu
melelahkan jua di hati dan jiwaku
namun begitu bukan berarti aku tak bersedia menunggu


Selasa, 25 Agustus 2009

sore redup


sore meredup
sinar mentari tinggal sisanya yang temaram
entah darimana bayanganmu kembali menyapa
kangen itu menyelinap
di hati yang gundah gulana

aku tertegun
dalam rasa hati yang sepi
sore ini
kureguk teh manis hangat perlahan
mengalirkan kehangatannya sesaat
dan meninggalkan bilur sepi yang dingin

dan aku masih menunggu
menikmati teh manis buatanmu
di sore yang hangat
dengan tatapan pada wajahmu yang ayu

Selasa, 18 Agustus 2009

ada pesan darimu



ada pesan darimu:

"dor !!!!!
(tusuk perutmu dengan ujung telunjukku)
hayo ngelamun !!!
apa kabar mas? (kecup pipimu sekilas)
apa sekarang kamu masih sakit?
ah .. sudah sehat kan? (raba dahimu)
aku dan si kecil sehat, semoga kamu dan buah hatimu juga selalu demikian
maaf aku lama sekali tak berkabar, sibuk dgn si kecil,
aku selalu mencintaimu ... itu yang harus selalu kau ingat,
jaga diri ya, mas ......"

-------------------------
luruh rinduku
seperti istana pasir yang dihempaskan ombak samudra
dan sedetik berlalu lalu
berkobar rinduku
seperti ilalang terbakar yang dihembus angin kering kemarau ini

aku selalu mengingat itu
bahwa kau selalu mencintaiku

aku akan menjaga diriku
seperti serigala menunggui liang tempat anaknya
seperti induk buaya menggeram di sisi sarangnya

jagalah dirimu jua
karena ada janji yang kita ucapkan
yang masih menunggu pemenuhannya di depan sana
semoga waktu berpihak pada kita
kau ada dan teraba jemariku
kau ada dan terendus hidungku
kau ada dan terasa di pori-pori kulitku


di: 15:37 hari ini.....




Kamis, 13 Agustus 2009

dia lebih dari ....


....."gambar sapa tu?.... sapaan kakak mengagetkan aku yang sedang memandangi sebentuk photo. Aku mengangsur photo itu kepada kakakku. Dia memandanginya dengan seksama dan senyum mengembang di bibirnya. Matanya beralih dari gambar ibu muda berjilbab hitam yang sedang memandikan anak lelakinya dan dia menatapku

"... ini gambar siapa?... aku jawab " bukan siapa-siapa, aku menemukan tadi di jalan" Mungkin ini jatuh dari tangan pemiliknya.

.."apakah dia mirip perempuan dalam gambar ini kak? tanyaku

kakakku tersenyum.." kamu masih merindukannya ya?... perempuan di gambar ini ga mirip sama sekali dengan dia, jauh! Dia lebih jauh lebih cantik, dia lebih manis, alisnya lebih tebal, dan ada seberkas tipis kumis di atas bibirnya.... hmmmm sudahlah semakin aku bercerita nanti kamu semakin merindukannya...

aku diam saja. dan pelan kakak mengembalikan gambar itu padaku. aku kembali menatapnya dan menghapus sedikit kotoran yang jatuh ke atasnya. tanganku sedikit gemetaran saat mengelus wajah perempuan dalam gambar itu.

.... gambar ini memang mengingatkan aku padanya... gambar seorang ibu muda berjilbab yang sedang memandikan anak lelakinya.... dia memandang ke samping dan dia membungkuk, tangannya menahan anaknya yang masih bayi di dalam ember penuh air.... bayi itu montok dan lucu...

aku tersenyum... membayangkan dirinya yang ada dalam gambar itu... bergembira... dia seperti sedang exciting... antara takut dan ingin memandikan anaknya sendiri karena mungkin selama ini tidak diperbolehkan karena belum berpengalaman... mungkin juga tangannya sedikit gemetar saat si bayi meronta dalam pegangannya... secercah kilat kebahagiaan dan kepuasaaan seorang ibu yang baru mempunyai bayi terpancar kuat dari matanya yang indah di bawah bulu alis nya tebal dan hitam.....

aku merasakan nuansa bahagia itu merasuk dalam relung hatiku.... dulu mungkin hal seperti ini tidak terbayangkan olehnya.... bahkan dalam mimpinya yang paling gila sekalipun... namun kini ada - nyata dan teraba.... dan bunga rinduku mengembangkan mahkota-mahkotanya yang tajam menusuk rongga hati yang berbalut cinta... melelehkan rasa pedih tanpa disadarinya... I miss her so much.....

..... ku tulis tgl 13 bulan ini... biasanya ada yang datang hari ini.... tapi hanya ada hampa yang sepi.. dan aku masih menanti... melihat dirinya dalam gambar seperti ini... sementara kupuaskan diri dengan gambar ini.. yang memang bukan dia, dia lebih dari perempuan dalam gambar itu.

Rabu, 12 Agustus 2009

yang kembali terbakar....


aku terperanjat, ku lihat asap putih membumbung tinggi di atas bukit, ini bukan seperti biasanya,

..."kakak, ilalang di sana terbakar lagi!" aku berteriak kepada kakakku

dua bola mata kakakku segera terantuk pada pemandangan yang tidak biasa. Langit di atas bukit itu biasanya biru indah... namun sekarang penuh kabut putih diselingi jelaga hitam abu sisa ilalang yang terbakar....

lalu aku berlari ke puncak bukit, aku ingin tahu apa yang terjadi... kakakku mengikuti dari belakang... sesampai di atas bukit, mataku terantuk pada pemandangan yang memilukan.... padang ilalang itu membara, api melahap dengan cepat ilalang yang kering, meninggalkan jejak-jejak hitam dan asap putih yang membumbung tinggi. Suara gemeretaknya begitu mengerikan seolah menusuk dalam hatiku...

bunga-bunga indah yang berselang-seling dengan ilalang turut terbakar, air mataku menetes tak terasa... aku kasihan pada bunga indah yang tiada bisa menghindar dari api yang membakarnya.. dia tak bisa lari dan hanya menerima pasrah dirinya terpanggang dalam api yang membara ... dan sekejap dia menjadi hitam, menjadi abu yang menyatu dengan sisa ilalang yang dimakan api.

aku berguman kepada kakakku....

"kakak... padang ilalang ini terbakar lagi..... dan aku masih merasakan pilunya di dalam sini"

kakakku diam, dia memandang aku... aku tidak melepaskan pandangan mataku dari padang ilalang yang terbakar... seolah-olah api juga telah membakar hatiku.... ngilu di dalam kalbu

tak pernah ku lupa


tak pernah ku lupa, kekasih
masih kusirami setiap hari
bunga indah yang kau tanam di atas bukit sana
di bawah pohon raksasa yang kuat
agar terlindung dari angin dan badai

tak pernah ku lupa, kekasih
masih kurawat setiap hari
kujaga agar tak layu ataupun mati
meski jalanan mendaki harus ku tempuh setiap hari

tak pernah ku lupa, kekasih
mengamati kuncupnya
satu-satu merekah indah
seolah mengingatkan aku
untuk terus berharap

tak pernah ku lupa, kekasih
mengagumi bunga nya yang indah
merekah
mengundang kumbang dan kupu-kupu datang
menghisap sari madu nya
membawaku pada kesadaran
bahwa kau bukan milikku semata
alam ini lah pemilikmu sesungguhnya

tak pernah ku lupa, kekasih
merelakan helai mahkota bungamu menjadi layu
lalu mengering dan jatuh ke tanah
demi melihat itu
aku menyadari bahwa hidup dan mati
adalah hal biasa dalam alam semesta
dan setiap kematian diikuti harapan akan kelahiran
harapan dan hati yang terus berharap

tak pernah ku lupa, kekasihku
kekasihku, tak pernah ku lupa

Kamis, 06 Agustus 2009

senja bahagia...


kupandangi sejak beberapa saat lalu... meski agak jauh....

seorang ibu yang sedang menimang mesra anaknya di sore yang cerah.... wajahnya begitu ceria.. seperti cerahnya sore ini. Sayup ku dengar tawa riang si anaknya yang masih bayi... dalam gendongan. Tangan si bayi meraih-raih dengan lembut ujung hidung ibunya... aku sulit menggambarkan kilatan bahagia tiada tara dari mata si ibu yang manis ayu... walau tanpa sentuhan gincu dan bulu mata palsu.... sungguh mengharukan....

aku tertawa tertahan melihat si ibu memainkan ujung jilbab-nya di hidung anaknya.... menyentuhkannya - membuat geli di ujung hidung si bayi lelaki .... senyum merekah... di bibirnya yang indah... senyum penuh bahagia.... lelaki manapun tak akan rela, jika ada yang mengganggu mereka.... sekelabat lalat pun... tak akan direlakan untuk menginterupsi nuansa bahagia sore ini....

sore ini milik mereka... berdua... ibu dan anak lelakinya....

tiada kebahagiaan yang lebih daripada seorang ibu yang menimang anaknya yang sehat... riang.... dan gembira.... apalagi si anak sudah sekian lama di nanti.... dia menjadi penghapus segala duka laranya yang sekian lama menderanya.... segala kenangan duka lama telah sirna... berganti bahagia tiada tara... yang bahkan dalam mimpi pun dia tak berani membayangkannya.

mungkinkah.... apa yang dialaminya dulu adalah bayaran di muka atas semua bahagia yang sekarang direguknya....

ku pandangi lagi... dari pinggir tanah lapang yang luas berumput hijau yang berseri ini....
di antara lalu lalang orang di senja yang indah... hangat... dan sejuk ini.....

senja bahagia... luruh perlahan... digantikan petang yang berhias purnama merah jambu .. dan kejora di sampingnya....