Kamis, 02 Februari 2012

Rindumu dan rinduku tak lagi saling menyapa. Aku dan kamu takkan mungkin bisa seperti dulu, semua berbeda, semua berubah. Aku dan kamu tak mungkin lagi menjadi kita, karena disana mungkin kau telah bersama pilihanmu, dan disini aku telah bersama pilihanku.

Kutahu kaubegitu mencintai senja dan kilau lembutnya. Kutahu kausempat memimpikan bisa melihat senja bersama denganku, bersama dengan anak-anak kita. Tak sempat kulihat wajah  karena perpisahan tergesa-gesa menjalankan tugasnya, untuk membuat aku dan kamu seakan-akan tak pernah saling mengenal.

Maaf, karena aku tak mampu memberi keindahan dalam hidupmu. Maaf, karena aku tak bisa menggambarkan senja di bola matamu. Maaf, karena kubiarkan kamu memasuki hidupku. Harusnya kuakhiri segalanya, ketika kubiarkan kaumasuki hidupku. Jadi, takkan pernah ada kita dalam dongeng sebelum tidur ataupun dalam sejarah yang tak dibukukan.

Biarkan saja angin bersenandung sendiri

Biarkan saja wajahmu menggantung dalam sunyi

Biarkan saja tawa renyahmu menghantui hari

Itulah tanda

bahwa aku membiarkan diriku

untuk tetap merindukanmu

Hingga sekarang, masih ada doa yang mengaliri malam-malammu

Masih ada doa yang menghakimi kebahagiaanmu

Masih terucap lirih doaku, untuk menuntunmu pulang

kesini…

pulanglah…

aku merindukanmu