skip to main
|
skip to sidebar
bias sinar
tiada pernah meredup
Selasa, 15 Juni 2010
sebentuk wajah
menyembul di antara cahaya rembulan
yang temaram
antara ada dan tiada
membekas bayangannya di mataku
siapakah itu?
apakah dirimu?
oh wajah yang selalu ku rindu
ku iba kan padamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Feedjit
Feedjit Live Blog Stats
Label
cerita pada pagi
cerita senja
Lirik
membias sinar
puisi kembang malam
puisi mentari
puisi orang-orang aneh
puisi orang-orang kalah
Blog Archive
►
2018
(2)
►
September
(1)
►
Februari
(1)
►
2015
(16)
►
November
(1)
►
Oktober
(9)
►
September
(4)
►
Agustus
(2)
►
2014
(5)
►
September
(1)
►
Juli
(4)
►
2013
(13)
►
Juli
(1)
►
Juni
(2)
►
Mei
(8)
►
April
(2)
►
2012
(4)
►
Mei
(1)
►
Maret
(1)
►
Februari
(1)
►
Januari
(1)
►
2011
(91)
►
Desember
(9)
►
November
(19)
►
Oktober
(3)
►
September
(6)
►
Agustus
(7)
►
Juli
(16)
►
Juni
(11)
►
Mei
(8)
►
Januari
(12)
▼
2010
(79)
►
November
(3)
►
Oktober
(6)
►
September
(7)
►
Agustus
(5)
►
Juli
(11)
▼
Juni
(21)
aku sudah katakan duluini akan menjadi siksa yang ...
saat matahari terbenam,tidaklah perlu menangis,seb...
balada sepi
kekasihku... maafkan...
walau seakan...
ku sapa dirimu
antara ada-mu dan tiada-mu
hening ku
dapatkan kau bayangkan
ingin ku gapai
act 2 scene 2
aku tahu rasa ituketika relung kalbumenyesakdan me...
menatap titik embun pagi
sebentuk wajahmenyembul di antara cahaya rembulany...
keping cinta
harus bagaimanakah menggambarkan mu?jika sekali sa...
Kau
ketika hampa adalah tanda
pasrah.. jauh.. semakin ... jauh (kah?)
terpikat
cintaku...
►
Mei
(8)
►
April
(14)
►
Maret
(2)
►
Januari
(2)
►
2009
(62)
►
Oktober
(1)
►
September
(3)
►
Agustus
(10)
►
Juli
(4)
►
Juni
(33)
►
Mei
(11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar