Kamis, 24 Mei 2012

tak kembali


Seandainya aku dapat
memutar waktu kembali
di masa
sebelum kau
pergi dan tak kembali
masih
banyak kata
yang tak sempat
aku ucapkan

dan
semoga kau
mendengarkan
lagu ini...
hanya
satu cinta
yang tak dapat terganti
yang kau beri
yang kau isi
di hati ku
kini sepi
andaikan ada
cara bagiku
agar kita dapat bertemu lagi
akan kupastikan
agar kau mengerti
betapa berharga dan berartinya dirimu bagiku
karna
hanya satu
cinta yang tak kan tergantikan
yang kau beri
yang kau isi
di hati yang kau
tinggal pergi
di hati ku yang
kini
sepi.....

Senin, 19 Maret 2012

"suami orang lain" dengan wanita lain


Pagi yang indah…Daun-daun kampus yang melambai ke kanan-kiri tertiup angin menemani langkah gadis itu untuk memulai hari. Hari itu, memang sangat indah. Tapi tak seindah perasaan yang dirasakan oleh gadis itu. Hari itu, gadis itu sangat merasakan kemalasan dalam diri untuk mengikuti perkuliahan.

Sengaja dia datang terlambat, untungnya dia masih diperbolehkan masuk ke kelas dan mengikuti perkuliahan, walaupun itu hanya 30 menit. Karena, ya… memang perkuliahan akan berakhir pada saat gadis itu masuk. Selama 30 menit di dalam kelas.

Teman nya berkata bahwa “suami orang lain” ternyata dicurigai mempunyai “wanita lain” oleh teman-teman di kantor tempat gadis itu bekerja sekarang. Gadis itu hanya bisa berteriak dalam hati.

 Tidak mungkin. Bagaimana mungkin bisa, dan betapa“suami orang lain” begitu tidak bersyukur kepada yang telah menciptakan istrinya yang begitu cantik.

Tuhan menciptakan istrinya begitu cantik, dan gadis itu merasa kalau dirinya saja tidak dapat menyainginya… Dan untuk mempunyai “wanita lain” adalah tindakan yang sangat salah.

 Itu sama saja menyia-nyiakan batu intan yang sangat cantik, indah, yang mempunyai bentuk menawan yang mampu menyedot perhatian banyak orang, hanya demi sebuah batu kerikil kecil yang tidak mempunyai bentuk yang indah, cantik pun mungkin tidak, dan hanya dianggap batu kerikil biasaoleh kebanyakan orang. Bingung.

Gadis itu sedikit membagi cerita kepada temannya, ketika dirinya masih bersama “suami orang lain” itu. Ya… gadis itu pernah

“hidup”

bersama “suami orang lain” selama 1 bulan lebih. Tepatnya 30 hari.

“hidup”

bersama dalam lindungan pekerjaan. Tidak ada hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan, semuanya berjalan hanya diatas namakan PEKERJAAN saja.

Selama gadis itu menjadi partner “suami orang lain”, dirinya memang melihat keanehan dalam diri pria yang dia sukai ini.

 Ketika dirinya sampai di kantor, tidak sekali dirinya mendapati, “suami orang lain” sedang berbicara di telepon.

Dan kenapa harus berbisik. Jika yang diseberang sana adalah istrinya, kenapa dia harus berbicara dengan nada berbisik. Percakapan itu biasanya berlangsung sangat lama, 30 menit, 1 jam.

Kemudian berhenti, sesaat kemudian, dia akan menerima telepon atau menelpon lagi. Gadis itu juga berkata kepada temannya, kalau dirinya tidak sengaja mendengar percakapan “suami orang lain” di telepon. Yang isinya, bahwa sore itu bahwa “suamiorang lain” ada janji dengan “wanita lain” yang sepertinya masih seorang mahasiswa.

Gadis itu bisa mengambil kesimpulan, wanita lain itu adalah seorang mahasiswa karena satu perkataan “suami orang lain” yang terucap dari bibir manisnya “kamu pulang kampus, jam berapa?”.

Jujur dari hati, pada saat gadis itu mendengar percakapan itu, dirinya telah terbakar api cemburu. Saking cemburunya, gadis itu bekerja dengan tidak biasanya di kantor. Duduk di meja kantor, stress, galau, mengumpat, tidak konsentrasi lagi.

Pekerjaan pun jadi korban. Meja kantor gadis itu akhirnya di penuhi beberapa bungkus coklat.

Yang akhirnya membuat teman kantornya bertanya apa dia sedang mengalami stress, tapi gadis itu hanya menjawab “I’m stuck in my work”.

Gadis itu berusaha tenang. Dan mencoba kembali ke dalam dunia pekerjaannya.

Yang ingin, dilakukan gadis itu hanya segera pulang, agar dirinya tidak lagi mendengar kata-kata yang keluar dari mulut “suami orang lain” yang mampu membuatnya semakin gila karena cemburu.Waktu pun berpihak kepada gadis itu, jam kantornya telah berakhir, dia pulang. Dan itu adalah hari terakhir dimana menjadi partner “suami orang lain”.

Tidak banyak kata yang terucap dalam perpisahan mereka. Hanya tatapan aneh. Dan ajakan yang seperti sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut “suami orang lain” apakah lusa dirinya akan masuk kantor.

 “suami orang lain”mungkin menyadari, hari ini adalah hari terakhir gadis itu di kantor, tapi dia tidak menyadari bahwa kontrak kerjanya di kantor itu hanya selama 30 hari. Dan hari itu adalah tepat hari 30.

 Gadis itu hanya berkata “Lusa?? Ada apa dengan lusa? Aku sudah nggak masuk lagi.

 Kontrak kerja sudah habis, hari ini hari terakhir aku… Ya, udah aku pulang ya, sampai ketemu lagi. Terima kasih.”Tatapan aneh yang kami berikan satu sama lain.

 Tatapan yang penuh pertanyaan, dan tatapan yang memikat satu sama lain.Gadis itu keluar dari kantor.

Kantor yang telah memberikan dia seorang “suami orang lain”untuk dia cintai selama 30 hari. Kantor yang telah memberikan keceriaan, ketakutan, kegalauan, kesedihan. Semua perasaan yang ada, pernah dia alami di kantor itu. Di ambang pagar kantor, gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap ke kantor. Dipandanginya gedung yang selalu dia masuki setiap hari selama 30 hari.

Pagi, siang, sore, dan malam. Kaki gadis itu selalu melangkah setiapharinya ke gedung itu. Setiap hari, gadis itu akan merasa semangat jika dia memasuki gedung itu.Ya… Dia semangat karena dia akan bertemu seseorang yang mampu mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya menuju ke seorang sosok yang sangat charming di dirinya.  

Gadis itu kemudian berbalik ke jalan raya, pulang. Di perjalanan pulang, gadis itu hanya berkata dalam hati: “Why do you look at me like that? Kau telah membuat hari-hariku berwarna kembali. Setelah sekian lama, setelah 7 bulan hidup ku seakan-akan seperti hidup di dunia yang selalu mempunyai awan kelabu. Tapi sejak kehadiranmu,kehidupanku berwarna kembali. Aku tahu, kita tidak akan pernah satu. I know, we are never meant to be. But one love side is not so bad anyhow… When I will see your face again?”

Kamis, 02 Februari 2012

Rindumu dan rinduku tak lagi saling menyapa. Aku dan kamu takkan mungkin bisa seperti dulu, semua berbeda, semua berubah. Aku dan kamu tak mungkin lagi menjadi kita, karena disana mungkin kau telah bersama pilihanmu, dan disini aku telah bersama pilihanku.

Kutahu kaubegitu mencintai senja dan kilau lembutnya. Kutahu kausempat memimpikan bisa melihat senja bersama denganku, bersama dengan anak-anak kita. Tak sempat kulihat wajah  karena perpisahan tergesa-gesa menjalankan tugasnya, untuk membuat aku dan kamu seakan-akan tak pernah saling mengenal.

Maaf, karena aku tak mampu memberi keindahan dalam hidupmu. Maaf, karena aku tak bisa menggambarkan senja di bola matamu. Maaf, karena kubiarkan kamu memasuki hidupku. Harusnya kuakhiri segalanya, ketika kubiarkan kaumasuki hidupku. Jadi, takkan pernah ada kita dalam dongeng sebelum tidur ataupun dalam sejarah yang tak dibukukan.

Biarkan saja angin bersenandung sendiri

Biarkan saja wajahmu menggantung dalam sunyi

Biarkan saja tawa renyahmu menghantui hari

Itulah tanda

bahwa aku membiarkan diriku

untuk tetap merindukanmu

Hingga sekarang, masih ada doa yang mengaliri malam-malammu

Masih ada doa yang menghakimi kebahagiaanmu

Masih terucap lirih doaku, untuk menuntunmu pulang

kesini…

pulanglah…

aku merindukanmu

Kamis, 26 Januari 2012

akhir suatu kepergian

setelah kehilangan kamu,
semua terasa begitu berbeda,
semua terasa tak lagi sama,
begitu abnormal,
tak ada yang kuketahui
selain aku masih mencari-cari
cara untuk melupakan kamu.
Aku bertingkah seakan-akan
semua telah kembali seperti semula,
aku tanpamu,
kamu tanpaku,
kita tak lagi berjalan pada arah yang sama.
Begitu hebatnya perpisahan,
sehingga ia selalu memaksa seseorang
mengikhlaskan suatu ketiadaan...
suatu kepergian.