Sabtu, 27 Juni 2009


aku berlari ke bukit.... tubuhku terasa ringan.... seperti kapas yang dihembus angin... seperti bunga ilalang ... yang bertaburan dari buluhnya... ketika angin pegunungan menyapu bukit ini....

aku terus berlari... sampai ke puncak bukit itu.... ku hirup hawa sedalam-dalam nya...
aku tak tahu harus bagaimana mengungkapkan apa yang kurasakan...
akhirnya aku berteriak....

Terima kasih wahai mentari....
terima kasih wahai rumput kering
terima kasih wahai pohon yang gagah
terima kasih wahai angin...
terima kasih wahai burung parkit kecil
terima kasih padang ilalang...

karena kalian telah setia menemani aku...
di kala rindu menggebu
di kala rindu menyiksa
di kala rindu mendamba
di kala rindu menyesakkan relung jiwa
di kala rindu membenamku dalam rasa nan sepi
di kala rindu melelehkan bulir air di sudut mata
di kala rindu seakan tak tertahankan...

semua kini terbayar sudah...
ketika serangkai kata mengalun
bagai gelombang lautan menuju pantai
ketika serangkai kata berhembus
bagai angin senja ini yang menyejukkan relung nurani
ketika serangkai kata membasuh
semua jelaga rasa yang masih tersisa

rindu ku rindu nya
luluh bagai buluh terkulai...
namun segera tumbuh
menggunung menembus langit asmara
setinggi-tinggi mendaki-daki rasa nya...


lalu ku pejamkan mata.. terbayang senyum kekasihku... dia tersenyum padaku.... senyum yang hanya bisa kubayangkan selalu... semoga bukan untuk selamanya....
dan kini kutahu ... penantianku tidak akan pernah sia-sia... asa itu selalu ada.... kini dan senantiasa... karena cinta semakin membara di dalam dada.


Kamis, 25 Juni 2009

Memaknai Hari Ulang Tahun

Memaknai Hari Ulang Tahun

"Dan kelak, yang paling penting, bukan berapa lama tahun yang kamu
lewati. Tetapi, bagaimana kamu menjalani kehidupanmu sepanjang tahun-
tahun tersebut."
-- Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat

APA yang akan Anda lakukan kalau tiba-tiba dokter memvonis hidup
kita tak akan lama lagi? Biar pun si dokter itu bukan Tuhan yang
bisa menentukan kapan saja hidup kita berakhir, tetap saja kita akan
gemetar. Lutut mungkin langsung terasa copot. Hati menjadi ciut.
Pikiran pun menjadi mengkeret. Dan, tak akan ada lagi, boro-boro
tahun depan, bulan depan pun mungkin sudah tak ada.

Mungkin boleh juga kita kupas cerita tentang Burt Simpson. Dia ini
polisi asal Seattle, Amerika Serikat. Nah, menurut dokter setelah
memeriksa hasil laboratorium yang rutin Simpson lakukan, hidup
Simpson diramal tak lebih dari dua minggu lagi. Simpson tentu saja
terkejut. Awalnya, dalam tugas sehari-hari, Simpson sangat takut
bila tertembak penjahat. Tapi kemudian malah berubah menjadi berani,
bahkan boleh dibilang nekat. Simpson malah mencari-cari risiko
berhadapan dengan maut. Sebab dalam otaknya, dia akan mati kapan
saja. Buat apa harus hati-hati lagi. Kalaupun ia harus mati dalam
tugas, keluarganya akan dijamin dengan tunjangan oleh negara. Tapi
kalau ia mati secara alami, negara tak bisa memberikan apa-apa
selain lencana. Begitu pikirannya. Eh, ternyata semua itu palsu.
Vonis dokter yang mengatakan gara-gara penyakit anehnya akan membuat
dia mati, tak berbuah hasil. Peluru pun malah tak mau mampir di
tubuhnya. Dua minggu telah lewat, bukan hanya Simpson yang masih
segar bugar, tapi juga koleksi para penjahat yang ia tangkap untuk
dikirim ke hotel prodeo.

Apa yang dialami Simpson memang hanya ada di film 'Short Time'. Film
komedi keluaran tahun 1990 ini menampilkan aktor kawakan Dabney
Coleman sebagai Detektif Burt Simpson. Kita memang tidak perlu
bersikap dan bertindak seperti Simpson, nekat dan selalu siap dalam
menantang maut. Pelajaran sederhana yang dapat diambil dalam film
tersebut ialah bila kita selalu mengingat akan mati, bisa jadi kita
akan selalu terus berbuat baik.

Kita memang baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan bangsa ini.
Tradisi memperingati hari ulang tahun, memang berlaku untuk siapa
saja. Tak hanya berlaku bagi setiap individu, tapi juga bagi suatu
negara. Ulang tahun, merupakan contoh bagaimana kita memperingati
suatu hari bersejarah dalam hidup kita. Oleh karena itu, setiap
tahun pun biasanya kita selalu merayakannya. Mungkin secara
sederhana, dengan mengajak makan bersama dengan keluarga atau
kolega. Atau yang lebih wah, mengajak para teman dan handai taulan
untuk pesta semalam suntuk.

Pertanyannya adalah makna apa yang sesungguhnya dapat diambil dalam
setiap ulang tahun yang kita peringati? Yang pasti, dengan
bertambahnya angka secara denominasi, tetapi justeru usia makin
berkurang. Dengan usia yang makin berkurang, artinya kita malah
makin mendekat kepada kematian itu sendiri.

Dalam suatu acara seminar, salah seorang politisi Partai Golkar,
Yusuf Sukardi, menjelaskan lima arti penting dalam memperingati hal
yang bersejarah dalam kehidupan kita. Pertama, peringatan harus
merupakan cermin atau neraca perjalanan kehidupan. Artinya, dengan
peringatan itu, kita dapat mengambil hikmah atas segala hal yang
kita perbuat di masa yang telah lalu. Kedua, sebagai pembangkit
motivasi. Suatu peringatan harus dapat memotivasi agar berbuat lebih
baik dan lebih baik lagi, serta tidak terjebak pada kesulitan yang
terjadi di masa lampau. Ketiga, sebagai alat untuk melakukan
introspeksi diri. Keempat, suatu peringatan harus dapat dijadikan
titik awal penyusunan rencana selanjutnya yang lebih baik. Dan
terakhir, yang paling penting, yaitu memaknai kehidupan hari esok
yang lebih baik.

Betul, seandainya kita dapat memaknai hidup ini dengan lebih baik,
tentu saja kita akan merasa bahwa waktu yang diberikan kepada kita
dirasakan pendek. Kita tentu akan berusaha untuk selalu terus
berbuat baik.

Itulah yang dialami oleh seorang Gitta Sessa Wanda Cantika. Walau ia
harus mati di usia muda, tapi Gitta tahu, bagaimana ia memaknai
hidup ini dengan penuh arti. Gitta Sessa Wanda Cantika, adalah
mantan artis cilik di tahun 1999. Ia dinyatakan terkena penyakit
kanker ganas yang hanya membutuhkan waktu lima hari untuk
berkembang. Gitta pun pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker ganas
yang mengenai wajahnya, hingga akhirnya menyentuh paru parunya.

Tapi dia tetap tegar dan tanpa mengeluh sedikitpun. Hebatnya dari
gadis ini, ia tetap ingin menuntut ilmu walau dalam keadaan seperti
itu. Ejekan dari orang yang melihatnya tidak ia hiraukan. Di saat
ujian kenaikan kelas, tangannya tak mampu lagi bergerak, hingga
hidungnya mengeluarkan darah mimisan. Tapi Gitta tetap terus
bertahan hingga ujian berakhir, dan dinyatakan lulus naik kelas.
Tekadnya yang membaja terdengar ke Ibu Presiden Megawati, hingga
akhirnya Presiden memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai
siswa teladan.

Umur Gitta mungkin dirasakan singkat baginya. Tapi sesungguhnya ia
menjalani hidupnya dengan penuh makna. Kualitas hidup seseorang
memang tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup. Tapi justeru
yang lebih penting, bagaimana kita mengisi hari demi hari dalam
kehidupan itu sendiri dengan penuh arti. That's right, Brother?
(180808)

Sumber: Memaknai Hari Ulang Tahun oleh Sonny Wibisono, penulis,
tinggal di Jakarta

di antara surat-surat lama


aku membuka tumpukan surat-surat lama, dan menemukan surat tulisanmu setahun yang lalu:

Mas, aku akan sangat sibuk hari ini dan selanjutnya dan mungkin ga sempat beremail kepadamu, maka sekarang aku mau ngucapin "SELAMAT ULANG TAHUN, SEMOGA PANJANG UMUR, SELALU SEHAT, SUKSES DAN BAHAGIA, AMIN". Aku sudah pesan kue tar cantik utk hr jdmu lusa dan aku akan tiup lilin utkmu sblm aku jelang hdp brku. Km hrs sll ykn bhw aq sll mencintaimu selamanya. Jaga kesehatan ya..., peluk ciumku menyertaimu.


tak terasa setahun sudah berlalu..... dan aku masih memegang kata-katamu, dan akan selalu begitu sampai kau inginkan yang sebaliknya:
"Km hrs sll ykn bhw aq sll mencintaimu selamanya."

Jumat, 19 Juni 2009

senyum


heh... kok senyum sendiri ada apa?

ah enggak kok kak, emang ga boleh orang tersenyum? - sahutku

yaaaa, aneh saja... berhari-hari kamu murung... hla kok sekarang sudah tersenyum... emang ada apa to? apakah kamu sudah dapat kabar darinya?

belum. - kataku singkat

"jadi apa yang membuatmu begitu bahagia....?"

entahlah... hari ini aku merasa aliran hawa bahagia dalam nurani ku....
mungkin dia yang jauh di sana sedang bahagia... dan aura bahagianya terbawa oleh angin senja
hingga hinggap dalam relung jiwaku... membawa nuansa kegembiraan yang susah diungkapkan
dan aku hanya bisa tersenyum....

malam ini aku akan mengenangnya... dalam mimpi yang indah...
ku ingin melihat bidadariku menari... di bawah sinar bintang gemintang yang cemerlang


mengenangmu- Rosa

Ku pejamkan mata, ku rasakan semua

Yang pernah ada, yang pernah singgah

Ku teteskan lara, ku kenangkan cinta perih terasa menggores jiwa

Reff:

Sendiri ku kini dalam sunyi

Tanpa dirimu ada disisiku

Menetes air mata di pipi

Coba menggapai bayang dirimu

Ku hanya bisa mengenangmu

Kamis, 18 Juni 2009

lelah







dalam lelahku
ku ingin kau di sisiku
menghapus lelahku
dengan lembutnya
sentuhmu

betapa aku merindukannya...

Rabu, 17 Juni 2009

Menanti Cinta - KD


Sejak lama aku berdiri
Dalam sepinya rongga hati
Tak satu pun burung
Mampu menjawab

*
Hanya padaMu ku bertanya
Lewat setiap sujudku ini
Siapakah nanti
Cinta untukku

Reff:
Wahai penilai hati lihat batinku
Nyaris bernanah karna luka tersayat
Merana menantikan kisah dan kasih hidupku

Rahasia itu hanya Kau yang tahu
Namun aku tak mau jadi tuna cinta
Tuntun hatiku dalam sabar menanti jodohku

Repeat *

Wahai penilai hati lihat batinku
Nyaris bernanah karna luka tersayat
Merana menantikan cinta dan kasih hidupku

Rahasia itu hanya Kau yang tahu
Namun aku tak mau jadi tuna cinta
Tuntun hatiku dalam sabar menanti jodohku

Rahasia itu hanya Kau yang tahu
Namun aku tak mau jadi tuna cinta
Namun harus ku ikhlaskan nasib cintaku padaMu

Sabtu, 13 Juni 2009

hari ini...


hari ini
aku kira kita bisa berjumpa di sini
namun
aku hanya seperti angin
yang membubung tinggi
biasanya ada bidadari
yang kuterbangkan tinggi
dengan sayap-sayapnya yang putih berseri

hari ini
aku kira kita bisa berjumpa di sini
mengenangkan segala lalu hari
menghidup-hidupkan kenangan kala sepi
apakah itu semua kini tiada arti
semoga masih ada asa itu di hati

Jumat, 12 Juni 2009

Menikah, denganmu (memori 13 Juni)


Menikah, denganmu

menikah, aku denganmu, kekasihku
dengan sisa-sisa cinta
peninggalan patah hati masa lalu
yang telah engkau bantu aku
kumpulkan serpihan-serpihanny a

menikah, aku denganmu, kekasihku
dengan percayaku yang masih malu-malu
bahwa engkau tidak akan menyakitiku
bahwa engkau akan terus menemaniku
sampai ujung waktu

menikah, aku denganmu, kekasihku
dengan kelembutan matamu
dengan kekuatan hatimu
dengan kokoh lenganmu
dengan kerja-kerja kerasmu
mengalahkan dunia setiap hari
namun juga
dengan kelemahan-kelemahan mu
ketidakmampuan- ketidakmampuanmu
juga tangis dan rintihmu

menikah, aku denganmu, kekasihku
karena telah aku ijinkan engkau
menjaga hatiku
karena telah engkau ijinkan aku
untuk turut serta memelihara hidupmu

menikah, aku denganmu, kekasihku
karena engkau adalah titik
yang membuat garis hidupku lebih sempurna

Kamis, 11 Juni 2009

di bukit, berdua lagi..


"kamu harus menerima keadaan ini. Itu akan lebih baik bagimu. Aku yakin itu" katanya padaku.
kemudian dia melanjutkan,

" sudah sekian lama dia tidak mengirimkan sepotong beritapun padamu.Tentu dia sudah melupakanmu. Tentu dia sudah sibuk dengan kehidupannya dan kamu sudah dilupakannya. Coba sekarang kamu pikirkan apa yang membuatmu yakin bahwa dia masih mengingatmu? Apa?"

"aku sedih melihatmu yang terus menerus melakukan hal ini, berjalan ke puncak bukit, dan melihat mentari tenggelam, dalam kebisuan mencoba menghamburkan rasa pada angin dan alam semesta. Kamu punya kehidupanmu sendiri dan dia juga mempunyai kehidupannya. Dia mengejar impiannya dan kamupun bisa melakukan hal yang sama"

"kamu dulu sering bilang padaku, bahwa cinta tidak harus memiliki. Namun mengapa sekarang seolah kamu tidak menghayati apa yang kau katakan sendiri?"

"ada apa denganmu?"

"jujur, aku seolah tidak menemukan sosokmu yang dulu lagi. Kamu dulu tidak seperti ini. Aku tahu betapa dia sungguh berarti bagimu, namun kisah itu sudah selesai sekarang, dan kamu harus belajar untuk menerima itu."

"janganlah menuruti rasa semata, karena itu sebenarnya tidak nyata, bukan realita....."

kakak masih saja berbicara panjang lebar.... dan aku hanya terpekur mendengarkan dengan tertunduk. Lama-lama suaranya menjadi sama seperti angin.... menyatu dengan alam di sekitarku... aku seolah hidup di alam lain.... dan aku tidak menemukan diriku... sukmaku terbang entah kemana... mungkinkah dia terbang mencari kekasih hatinya... soulmate nya.....

dari dulu memang semuanya maya dan aku masih saja berharap .... kisah ini menjadi nyata...

maafkan aku kakakku.....

dan kulihat kakakku berjalan menuruni bukit .... dan bias sinar mentari di antara mendung... memberkas... dan pelan namun pasti dia meredup.....

menunggu hari - caffein



gerimis sore basahi semua di jiwaku
kan kulangkahi satu persatu waktu berlalu
telusuri jalan yang takkan pernah berliku
menanti hadirnya malam saat rasuk hati


kan kutunggu datangnya waktu yang kan kembali
tak ada yag berganti saat disini kau pergi
tlah lama kujalani waktu yang sepi lagi
tetap kan menanti hari saat kau datang lagi

tak kan pernah berhenti
walau kau tak kan datang disini

kan kunanti
kan kutunggu
sampai dapatkan kau yang pergi
kan kubawa dan kubawa
aku menanti kau tak disini
hari demi hari kutunggu
sampai kau datang lagi
bunga kembali dan langitpun
akan membiru lagi

ku ingin bersama mu - caffein


di saat memulai semua
cerita yang telah berlalu
disini kita berdua
terbawa melayang jauh

kembali dan tertawalah
bersama satukan hati
yang tlah lama terpisah
dan membawa kita terlena

bersama kita menuai rindu
tak kan pernah ada rasa ragu
jangan pernah kau jauh dariku
pastikan aku satu milikmu

kuingin kau di sisiku
bersama kita kan pergi
hadapi semua yang ada
cobaan yang kan terjadi



kuingin selalu bersamamu
tak kan pernah ada rasa ragu
jangan pernah kau jauh dariku
pastikan aku satu milikmu

Hingga saatnya kan tiba - Alexa


Ku tatap impian
Memandang hari yang kan datang
Menantiku di sana
Kucari jawaban
Dari semua pertanyaan
Yang kurasakan
Semua yang kuminta
Akankah kau beri
Hingga saatnya kan tiba
Aku kan menanti
Tak henti berdiri di atas semua
Yang pernah ku jalani
Akhirnya kutrima
Semua jawaban pertanyaan di hidupku

Rabu, 10 Juni 2009


senja menjelang... aku dipantai ini sendiri... mentari begitu indah... luruh di ujung cakrawala... merah tembaga dia memandangi aku yang sendiri dalam sunyi. Derak bunyi ombak yang monoton kudengar menyayat hati... seperti suara pilu seorang yang patah hati.
kembali ku putar kisah lama... demi rasa rindu semata... yang masih menyala-nyala, dan entah dengan apa harus kupadamkannya.

-----------------------


Kekasih, perkenankan aku memohon lagi kepadamu hari ini, untuk selalu menghidupkan harapan itu dalam hati, karena itulah yang membuat kita mampu bertahan menjalani hidup di dua dunia. Namun itu hanyalah sebuah permohonan dariku, semuanya kupasrahkan di tanganmu apakah akan kau kabulkan atau tidak, aku tidak akan pernah memaksakan kehendakku kepadamu. Semoga ini tidak menjadi sesuatu yang memberatkanmu... jujurlah pada dirimu dan diriku... sebelum kau sampaikan jawabanmu kepadaku. Aku butuh kejujuran itu karena aku akan hancur berkeping-keping jika tahu engkau berbuat yang sebaliknya. Aku bukannya meragukanmu, namun, itulah yang kurasakan dan ingin kutegaskan padamu. Aku tidak pernah bermain-main dengan apa yang kukatakan dan kujalani dalam hidupku termasuk segala keputusan yang telah kuambil dalam hidupku itu. Kau tidak perlu khawatir akan diriku untuk menyampaikan semua jawabanmu dengan jujur terhadapku. Kalaupun engkau merasa berat dan ingin semuanya ini segera berakhir, aku akan menerimanya, aku akan hancur, namun aku akan berusaha terus hidup dengan kenangan akan dirimu, yang selalu kucinta dan kusimpan dalam hatiku. aku akan terus hidup dalam kenangan tentang dirimu dan segala yang telah terjadi antara kita. Namun sejujurnya aku berharap hal ini; aku berharap kita, bersama, menjalani kisah ini, sampai akhir itu tiba, apapun akhir itu wujudnya kelak. Maafkan aku, kalau dalam hal ini, sekali lagi aku seakan meragukan dirimu. Maafkan aku, jika penyampaikanku ini membuatmu seakan masih "orang lain" bagi diriku. Ini semata karena apa yang akan kita alami berdua adalah sesuatu yang besar dan bukan sesuatu yang main-main semata. Untuk itu semua aku mohon pengertian yang sebesar-besarnya dari dirimu. Kekasih, dari diriku sendiri, aku telah mengambil keputusan besar itu, mencintaimu selamanya dan menjalani hidup di dua dunia, dengan segala risikonya. Semoga engkau semakin mengerti sekarang, betapa besarnya arti dirimu dalam hidupku, saat ini dan untuk selamanya. Itulah yang ingin kusampaikan kepadamu. Dan, aku ingin ucapkan sekali lagi: aku mencintaimu kekasihku, sekarang, saat ini dan sampai selama-lamanya.

ku rindu mu


langit gelap ...
namun bisa ku lihat wajahmu
langit pekat ...
namun bisa ku tangkap senyum nakalmu
langit kelabu ...
namun bisa ku rasa hangat hembusmu
bisa ku dengar degup jantungmu

kan ku damba pagut cintamu


yang merindu

adinda-mu



-----------------------

kau tuliskan itu hampir setahun lalu
masih kurasa
remang rasa bahagia
yang menghangatkan jiwa
setiap kali aku
kembali membacanya

apakah kau masih merindukan aku
seperti saat itu
setelah sekian lama
waktu berlalu
dan kini hanya satu pasti
aku masih merindumu

Selasa, 09 Juni 2009

Kidung senja untuk istr


Kidung senja untuk istri

Di senja ini aku menanti
Hadirnya simpul senyummu yang memikat hati
Oleh cahya emas senja aku melunglai
Saat engkau menampakkan rapinya gigimu
Ya…..
Senyum yang menyungging, telah membidikku
Aku terhenyak,

Alunan derai angin yang memahkotai
Semilir sang bayu yang melumuri
Tercabik oleh kerlingan mata yang memantik hati
Seteguk harapan untuk memikat dirimu
Dengan semburan emas sang senja yang sekilas

Hanya sekerat harapan kepada hari
Ingin mencolek mesra pipi merah tomat
Alang-alang tetap mendesir manja
Ketika aku berbisik untuk titip salam rindu
Untuk istriku (yang jauh)

hingga nyata



Mengenangmu..sepertinya ada yg hinggap didunia ini..
Ada harapan yang selalu dan tak pernah hilang...
Tentang keagungan cinta dan keberkahan hidup
Ada ceria saat kepercayaan terhadap orang lain lenyap

dan engkau menghadirkan kembali kepercayaan itu..

Mengenalimu..
walau itu cuma seumur jagung..itu lebih dari cukup !
terkadang seperti mimpi,apakah aku pernah kenal denganmu..
impian-impianmu menggugah ideku..
harapan-harapanmu..derai tawamu..semua tentangmu..



Menunggumu..
seperi menunggu bola licin yang tidak pernah kudekap
Begitu berat rasanya hari hari kulalui
Begitu Panjang rasanya malam malam kuselami
Begitu banyak godaaan-godaan yang harus kuhadapi
Begitu payah diri ini memikul beban sendiri

Ketika Menunggumu....
Ada keinginan tuk mengkhianati cinta ini
Ada ketidaksabaran yang menggoyangkan keyakinan
Ada kesunyian yang amat sangat
Ada kerinduan yang selalu menggelayuti

Mengharapmu..
Tidak ada batas waktu seperti nyanyian sunyi tak bertepi
diantara doa-doa panjangku yang kupanjatkan
diantara basuhan air dingin di malam buta
Ada keyakinan akan janji Sang Pencipta
Ada Kekuatan yang kucoba pertahankan
Ada harapan yang selalu kutanamkan

Aku selalu menunggumu ..
hingga pertemuan itu nyata adanya

maafkan


maafkan
kalau waktu itu
semua tidak seperti harapanmu


maafkan
kalau waktu itu
aku melukai hatimu

maafkan
kalau waktu itu
aku membuatmu menangis

maafkan
kalau waktu itu
aku membuatmu bersedih

maafkan
kalau waktu itu
aku membiarkanmu
sendiri
di pantai yang sepi
hanya ditemani camar
dan angin serta ombak...
dan sepasang kursi tua
dimana kita harusnya
duduk berdua di sana...

Sabtu, 06 Juni 2009

bulan purnama


malam ini bulan purnama

aku naik ke bukit ... di bawah sinarnya yang indah... gundukan deretan bukit membayang di cakrawala. Aku menyusuri jalan setapak terus naik melalui banyak kelokan. Aku tidak pernah lelah naik ke bukit ini. Setiap kali aku naik, dan lewat jalan setapak ini, aku selalu membayangkan ada dirimu di kelokan jalan selanjutnya... dan ternyata tidak ada... namun selalu ada harapan, mungkin pada kelokan berikutnya kamu ada di sana....

Puncak pohon yang berdiri sendiri menyembul di depanku... pertanda sudah tidak jauh lagi perjalananku... dan tak lama aku sampai di puncak. Aku menghela nafas panjang.. menghirup udara malam yang segar... keringatku membasahi keningku... dan aku biarkan saja.

Aku berdiri, menatap bulan purnama yang indah, malam ini langit begitu cerah... ada selaksa kelegaan di hatiku.... aku menatap bulan dan seoalah ku lihat kau menari di sana... dalam sinar purnama... menghiburku yang sedang lara... karena cinta yang tersandung jarak dan waktu...

andai kau di sini kekasihku... menikmati rembulan.. dalam pelukanku.... betapa indahnya....
aku akan nyanyikan lagu-lagu cinta untukmu... dan kau ada dalam pelukku... mendekapku penuh kehangatan dengan senyuman manis menghias bibirmu.. dan wajah ayu mu... tentu aku akan tak tahan untuk mengecupmu... lembut dan penuh kasih....

namun kutemukan... diriku sendiri... hanya diriku dan angin... dan pohon yang sepi sendiri... dan rembulan yang bersinar indah... sejumput pilu menekan di sini... di relung hati... walau begitu masih ada kehangatan di sana.... semoga tak pernah redup.... ku merindukan datangmu kekasihku... pandanglah bulan... dan rasakan rinduku di sana... abadi.. sampai waktu itu tiba...

pernah kau baca


kau telah membaca ini setahun yang lalu....

"dari mana kamu menyimpulkan aku mencintaimu.... apakah sikapku selama ini menunjukkan aku mencintaimu?..... apakah segala perhatian ku selama ini menunjukkan aku mencintaimu.... apakah dalam segala tawa dan tangis itu kamu menemukan diriku yang mencintaimu..... bukan diajeng, bukan seperti itu... yang benar adalah aku amat sangat mencintaimu.... bahkan ketika aku belum pernah melihat wajahmu sekalipun dalam sebuah gambar.
Aku juga bertanya-tanya mengapa aku bisa begitu amat sangat mencintaimu.... sulit untuk dijelaskan, seperti yang pernah kutuliskan padamu... menjelaskan hal ini tidak seperti menjelaskan hal yang lain, tidak ada ilmunya, tidak ada teorinya... karena ini menyangkut rasa, dan aku rasa ini telah mengejawantah dalam segala sikap dan tingkah laku yang selama ini kuarahkan kepada... dengan segenap rasa dalam batinku...
Yang jelas didirimu aku menemukan sebuah arti hidup, arti menjadi seseorang, being somebody, dan seseorang itupun menunjukkan sikap yang sebaliknya... tidak lagi peduli rupa dan raga tetapi hanya rasa.... kita juga tela sama-sama saling "berkorban diri" demi kebahagiaan yang lain....

aku akan menulis lagi... nanti malam dan kukirimkan padamu esok ..."

membayangkan











membayangkan dirimu
memeluk haru impianmu
yang sekarang nyata
teraba
terasa




membayangkan dirimu
mengecup penuh mesra
yang dulu hanya mimpi namun kini nyata
teraba
terasa

alangkah bahagia...
membayangkan dirimu
alangkah bahagia berkali laksa
menemui dirimu
dalam nyata
teraba
terasa

mimpi


aku bermimpi
engkau masih merindukan ku
engkau masih membuatkan teh untukku
secangkir teh untuk kita berdua

aku bermimpi
engkau masih mencintaiku
walau tersimpan dalam hatimu
sebagaimana ku
juga masih mencintaimu
dan tersimpan dalam hatiku

aku bermimpi
memandangi wajah mu
yang hingga kini
masih menjadi misteri

Kamis, 04 Juni 2009

berdua di bukit


"please, jangan katakan aku bodoh..." keluhku kepadanya

dia menatapku

"apa alasanku? apa alasanku sehingga kamu berpikiran aku akan mengataimu bodoh?"

aku diam.

dia berkata," coba pikirkan, apakah orang pintar kalau masih mengharapkan sesuatu yang diketahuinya pasti bahwa tidak lagi ada yang diharapkan? Apakah orang cerdas, masih merasa ada asa ketika semua sudah musnah tak berbekas?"

aku diam namun batinku bergemuruh. Aku tak tahu harus bagaimana. Yang dikatakannya ada benarnya... mungkinkah karena aku tidak mau menerima kenyataan yang sudah jelas di depan mata? dan apakah ini bukti kebodohanku?

Rerumputan di depanku kulihat bergerak dan mencoba terus bertahan, walau telah coklat keemasan, kering dan bergoyang-goyang diterpa angin senja.

"kamu bisa berkata apa saja. Namun soal rasa kita tidak bisa merekayasa... biarlah dia ada apa adanya. Kamu boleh mengatakan aku bodoh. Aku akan terima itu kalau memang kamu berpikiran begitu, namun aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri." keluhku

dia kembali menatapku... ada semburat rasa iba di sana... dan setitik air bening membayang di ujung matanya.... pelan tangannya membelai rambutku... seperti biasa dilakukannya sejak kami masih kecil dulu.... aku hanya bisa tertunduk... dan kutatap rumput kering dalam debu.

senja segera luruh... kegelapan menyergap... dan bulan sabit bersinar... ah apakah ini pertanda masih ada harapan?

kubaca lagi sajak-sajak lama


kubaca lagi sajak-sajak lama
tentang kita
ketika hari-hari kita membara
dan udara penuh hawa cinta

kubaca lagi sajak-sajak lama
tentang kita
ketika kubuka hari
dengan harapan pasti
berjumpa denganmu

kubaca lagi sajak-sajak lama
tentang kita
ketika nadi bergetar hebat
dan dada bergemuruh riuh
menahan rasa terbakar
oleh api cinta yang berpijar

kini aku merasa hangat
di dalam sini
dan kucukupkan diriku
dengan itu
karena tak mungkin
bagiku dan bagimu
untuk melawan waktu

----------------------------------------
Kabar untukmu sayang Kuncup senja menari diujung embun Kicau burung kenari menyiramkan kata Membaitkan deretan kalimat bernuansa cinta Indah….menawan kalbu dua manusia Meretas senja menabur serbuk pelangi Menuai harapan yang indah bersamamu Menyemai benih-benih cinta dalam hangatnya pelukan Dekapan yang selalu kita rindukan Aku hadir disini untuk memberikan kabar Sekeping hati telah merindukan hangatnya pelukmu Sebait puisi telah aku tulis untuk meninabobokanmu Dan semesra kecupan telah aku siapkan untuk keningmu I Love You

kutulis ini setahun yang lalu

kutulis ini setahun yang lalu,
kala cinta harus membentur waktu
yang tak pernah memihak pada kita
dan tak mau berhenti sedetikpun
berderak-derak dia berlari
ke arah pintu kepastian akan perpisahan
denganmu...

................kutuliskan dulu
dan kubaca lagi sekarang......
di pantai sunyi
di antara camar putih yang melengkingkan cinta
jejak kita telah terhapus di pasir ini
namun tetap abadi di dalam hati

---------------
"Aku kira itu yang ingin aku sampaikan padamu... sejujurnya dan semoga engkau bisa mengerti apa arti dirimu dalam hidupku.... sekali lagi aku tegaskan aku mencintaimu, engkaulah kekasih hatiku selama-lamanya... dan jangan pernah kau tinggalkan aku.
Desir lembut sang bayu menerpa
Menghalau kabut putih sebersih jiwa
Ku dengar daun pun mendesah sudah
batin kecil terhela suasana

bau rumputan menghantar hening
tersunting Sebuah rasa hati dalam buaian
bersemi tersemat waktu yang berdenting
Masih tersimpan pesona sebuah hati menawan

ada debar yang menggetarkan relung batin
ketika sebuah hati bergegas kepada cinta
meninggalkan luka dan nestapa, membawa bahagia
Menggetar gairah asa tak memilih yang lain

kukenali dirimu penawar dalam mimpiku
dalam segenap perjalanan tergegap
pesonamu hingga kina tak pudar lenyap
Membawa Rindu Sebuah Hati pada kekasih itu

Sebuah senyuman indah tak terganti
Membuat aku Selalu terus mencari
terkadang membuat hati Alpha pada diri
tapi alpha diri adalah cinta untuk sebuah hati

love u for ever"


ku tak beranjak


ku takut beranjak
karena mungkin
sebentar lagi engkau menyeruak
menyapaku menghalau sepi
dan menghapus segala rindu di hati

ku takut beranjak
karena mungkin
sebentar lagi sapa mu
kembali mengisi relung hati
dan menyalakan kembali
yang bisa menghangatkan nurani

ku takut beranjak
karena mungkin
sebentar lagi kerling senyum itu datang lagi
menyiram dahaga diri
yang lama dirundung sunyi

ku tak beranjak
karena mungkin
seperti ketika itu
kau menyapaku
dengan wajah ayumu

dan ku masih di sini
ku tak beranjak
walau sunyi merayapi

Selasa, 02 Juni 2009

Tak Mampu Hidup Tanpamu (TMHT)



Tak Mampu Hidup Tanpamu (TMHT)
oleh: Salju



Hari - hariku pun semakin berarti
Di saat kau hadir dalam di hidupku
Cinta kasihmu yang tulus kepadaku
Membuat diriku tak berdaya...

Bayang - bayangmu slalu menemani
Membuat diriku semakin rindu
Ku tak kan bisa tuk berpaling darimu
Engkaulah cinta terakhir untukku

Reff :
Cinta yang ku berikan disaat hadirnya dirimu
Hilangkan kesedihan yang lama dulu menyiksaku
Hangat senyummu yang kau tujukan kepada diriku
Menggetarkan seluruh jiwa ragaku


Reff II :
Cinta yang ku berikan disaat hadirnya dirimu
Hilangkan kesedihan yang lama dulu menyiksaku
Hangat senyummu yang kau tujukan kepada diriku
Kobarkan api yang membara

Aku cinta padamu, aku sayang padamu
Kini ku tak mampu hidup tanpa engkau disisiku
Tiada yang bisa menggantikan engkau di hatiku
Temani aku selamanya

terlanjur cinta


Terlanjur Cinta



waktu bergulir lambat
merantai langkah perjalanan kita
berjuta cerita terukir dalam
menjadi sebuah dilema

mengertikah engkau
perasaanku tak terhapuskan

malam menangis
tetes embun membasahi mata hatiku
mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh

apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan

reff:
aku terlanjur cinta kepadamu
dan tlah kuberikan seluruh hatiku
tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku

aku pun tak mengerti yang terjadi
apa salah dan kurang ku padamu
kini terlambat sudah untuk dipersalahkan
karna sekali cinta, aku tetap cinta

mencoba bertahan di atas puing-puing
cinta yang tlah rapuh

apa yang ku genggam
tak mudah untuk aku lepaskan

repeat reff

senja di bukit


Entah mengapa aku suka sekali berdiam, berlama-lama di puncak bukit ini. Mungkin karena aku bisa sendiri dengan diriku... me and myself.... Bukit ini memang indah, apalagi di senja hari seperti ini, ketika mentari pulang ke peraduannya. Bias sinarnya di ufuk barat begitu indah. Dari bukit ini aku bisa merasai angin yang berhembus... kadang perlahan... sepoi-sepoi... dan tak jarang berhembus keras, hingga menerpa ku dengan hebat. Aku harus berterima kasih pada angin ini. Kepadanya sering kutitipkan pesan rinduku pada kekasihku yang jauh.. tak lupa kuterbangkan bunga-bunga mungil... agar dibawalah keharumannya kepada kekasihku yang jauh...
Aku harus berterima kasih kepada angin, karena sekali dia membawa senandung rinduku pada kekasihku yang jauh... Aku tahu angin tidak akan mengecewakan ku.... dia sudah berjanji padaku, akan menjadi pembawa pesan cinta dan rindu kepada kekasihku.

Aku memandang sekelilingku... selain pohon besar ini... tiada kutemui lagi pepohonan lain di puncak bukit ini. Sekeliling penuh bunga warna-warni. Mereka beranggung-angguk menari, seolah menghibur pohon besar yang sendirian ini, menjadi kawannya yang setia. Aku tiba-tiba dihinggapi rasa kasihan, rasa iba pada pohon ini. Kusentuhkan tangaku pada kulitnya yang kasar. Oh pohon agaknya kita bernasib sama. Kau dan Aku... sama-sama sendiri di bukit sunyi ini. Wahai pohon apakah yang kau tunggu? apakah engkau juga menunggu kekasihmu seperti aku? Engkau pasti sudah lama sekali menunggunya.
Apakah kita bisa saling menghibur wahai pohon? kau sendirian dan aku juga sendirian.

Angin masih berhembus... bunga-bunga masih menari... saat aku pulang... mentaripun hanya menyisakan berkas sinar redupnya dan pohon itu masih sendiri... menatap langit dalam sepi... mungkinkah ku dengar raungan rindunya? karena hanya sunyi yang kurasa.

aku tak minta


aku tak minta banyak
hanya satu
satu kabarmu
satu emailmu
satu gambarmu
satu sambungan teleponmu

namun begitu
itu akan berarti banyak
banyak cinta
banyak sayang
banyak kasih
banyak makna

dan sekarang,
itu bermakna
aku masih harus banyak bersabar
dalam harap
dalam rindu
dalam rasa
dalam cinta
dan juga kadang dalam pilu..

....and my heart..


And my heart springs anew,
Bright and confident and true,
And the old love comes to meet me, in the dawning and the dew.

Robert Louis Stevenson (1850-1894)

Senin, 01 Juni 2009

Never Let You Go -Edward Chen


Menjalin cinta dengan dirimu
Tak semudah yang kubayangkan
Dalam mimpiku
Kenyataannya membuatku resah
Menjalani hidup yang tak seindah asa

Perasaanku
Kata hatiku
Tak berubah
Sedikit pun kepada dirimu
Seiring waktu yang telah berlalu
Membuktikan betapa besarnya cintaku

Bertemu denganmu membuatku jadi sempurna
Bagiku engkaulah pendamping hidupku
Kekasih jiwaku

Saat kau bersamaku
I SAY I Love YOU

Saat jauh dari mu
I SAY I MISS YOU

Kesetiaan yang t'lah kau b'rikan padaku
Itulah yang membuat
I'm in love with You

Sampai akhir nafasku,
Kaulah cintaku
Sampai bumi berlalu
I'll be there for you

Janji setiaku padamu
I really do
Forever I will love you and I'll never let you go

Menjalin cinta dengan dirimu
Tak semudah yang kubayangkan
Dalam mimpiku
Kenyataannya membuatku resah
Menjalani hidup yang tak seindah asa

Perasaanku
Kata hatiku
Tak berubah
Sedikit pun kepada dirimu
Seiring waktu yang telah berlalu
Membuktikan betapa besarnya cintaku

Bertemu denganmu membuatku jadi sempurna
Bagiku engkaulah pendamping hidupku
Kekasih jiwaku

Saat kau bersamaku
I SAY I Love YOU

Saat jauh dari mu
I SAY I MISS YOU

Kesetiaan yang t'lah kau b'rikan padaku
Itulah yang membuat
I'm in love with You

Sampai akhir nafasku,
Kaulah cintaku
Sampai bumi berlalu
I'll be there for you

Janji setiaku padamu
I really do
Forever I will love you and I'll never ever let you go

Never let you go

Pelangi Di Malam Hari


Pelangi Di Malam Hari



Apa saja yang membuatmu bahagia
Telah ku lakukan untukmu
Demi mengharapkan cintamu
Kini ku bagai menanti
Datangnya pelangi
Di malam hari yang sepi
Ku sadari yang telah ku lakukan
Membuat hatimu terpenjara
Dan tak kuasa ku membukanya
Walau seluruh dayaku ingin bersamamu
Kunci hatimu patah tak terganti

Reff :
Cinta tak harus memiliki
Tak harus menyakiti
Cintaku tak harus mati
Oh cinta
Tak harus bersama
Tak harus menyentuhmu
Membiarkan dirimu dalam bahagia
Walau tak disampingku
Itu ketulusan cintaku