Rabu, 10 Juni 2009


senja menjelang... aku dipantai ini sendiri... mentari begitu indah... luruh di ujung cakrawala... merah tembaga dia memandangi aku yang sendiri dalam sunyi. Derak bunyi ombak yang monoton kudengar menyayat hati... seperti suara pilu seorang yang patah hati.
kembali ku putar kisah lama... demi rasa rindu semata... yang masih menyala-nyala, dan entah dengan apa harus kupadamkannya.

-----------------------


Kekasih, perkenankan aku memohon lagi kepadamu hari ini, untuk selalu menghidupkan harapan itu dalam hati, karena itulah yang membuat kita mampu bertahan menjalani hidup di dua dunia. Namun itu hanyalah sebuah permohonan dariku, semuanya kupasrahkan di tanganmu apakah akan kau kabulkan atau tidak, aku tidak akan pernah memaksakan kehendakku kepadamu. Semoga ini tidak menjadi sesuatu yang memberatkanmu... jujurlah pada dirimu dan diriku... sebelum kau sampaikan jawabanmu kepadaku. Aku butuh kejujuran itu karena aku akan hancur berkeping-keping jika tahu engkau berbuat yang sebaliknya. Aku bukannya meragukanmu, namun, itulah yang kurasakan dan ingin kutegaskan padamu. Aku tidak pernah bermain-main dengan apa yang kukatakan dan kujalani dalam hidupku termasuk segala keputusan yang telah kuambil dalam hidupku itu. Kau tidak perlu khawatir akan diriku untuk menyampaikan semua jawabanmu dengan jujur terhadapku. Kalaupun engkau merasa berat dan ingin semuanya ini segera berakhir, aku akan menerimanya, aku akan hancur, namun aku akan berusaha terus hidup dengan kenangan akan dirimu, yang selalu kucinta dan kusimpan dalam hatiku. aku akan terus hidup dalam kenangan tentang dirimu dan segala yang telah terjadi antara kita. Namun sejujurnya aku berharap hal ini; aku berharap kita, bersama, menjalani kisah ini, sampai akhir itu tiba, apapun akhir itu wujudnya kelak. Maafkan aku, kalau dalam hal ini, sekali lagi aku seakan meragukan dirimu. Maafkan aku, jika penyampaikanku ini membuatmu seakan masih "orang lain" bagi diriku. Ini semata karena apa yang akan kita alami berdua adalah sesuatu yang besar dan bukan sesuatu yang main-main semata. Untuk itu semua aku mohon pengertian yang sebesar-besarnya dari dirimu. Kekasih, dari diriku sendiri, aku telah mengambil keputusan besar itu, mencintaimu selamanya dan menjalani hidup di dua dunia, dengan segala risikonya. Semoga engkau semakin mengerti sekarang, betapa besarnya arti dirimu dalam hidupku, saat ini dan untuk selamanya. Itulah yang ingin kusampaikan kepadamu. Dan, aku ingin ucapkan sekali lagi: aku mencintaimu kekasihku, sekarang, saat ini dan sampai selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar