Rabu, 06 Juli 2011

tanpa akhir?

"jadi kamu berencana berubah pikiran?...sudah kau pikirkan baik-baik?
(aku menghela nafas)
"kamu harus paham konsekuensinya..
 aku tahu kamu merasa ikut bertanggung jawab atas yang telah terjadi
 dan memang tidak ada gunanya menyesali yang telah berlalu
  namun tidak ada gunanya juga kalau meneruskan sesuatu yang sudah kau tahu pasti bahwa itu ga bener?"


"lalu aku harus bagaimana kak?"

"hloooo kok malah tanya aku.. kamu sendiri yang lebih tahu tooo musti bagaimananya..."

"huuuuu kalau begitu sih ngapain...."
"Dik... aku kan hanya bisa mengingatkan.. memberi pertimbangan, masukan, saran, agar kau bisa mengambil keputusan dengan baik, tapi.... yang paling tahu keputusan apa yang paling tepat adalah kamu sendiri..."



"Kakak salah... bukan aku sendiri kak.. tapi aku dan dia..., ini tidak bisa aku putuskan sendiri, dia juga harus ikut memutuskan"

"tapi menurut kakak, kamu berhak kok memutuskan sendiri....
jujur ya, kadang aku heran, bagaimana kalian bisa menghidupi kisah cinta yang hening ini?.. tanpa suara... tanpa melihat wajah... aku curiga jangan-jangan saat kau mendengar suaranya dan melihat wajah aslinya ... justru menyelesaikan segalanya..."

Kok bisa gitu, kak?

"hla iya to... sekarang kan kalian hidup dalam bayangan... dan bayangan itu bisa kau rekayasa sesuai keinginanmu... keinginan kalian... padahal yang namanya orang pasti ada baiknya juga ada buruknya... dalam bayangan kita kan cenderungan mau yang baik-baiknya saja... kalau melihat aslinya... bahwa ada yang buruk-buruk juga... jangan-jangan malah ga bisa saling menerima dan kisah kalian selesai hehehehe "

".... entahlah kak... tapi aku ingin sekali bertemu dengannya... perkara nanti akan membuat ini semua selesai itu tergantung nanti saja... "

"aaaah kau, xixixixixi memang susah kalau bicara sama orang yang melankolic macam kau... bawaannya senduuuu saja... ga realistis... ga heran deh kalau kisah ini ga bakalan selesai..."

"yuk pulang, sudah gelap nih.. aku ga bawa lampu" tanpa menunggu jawaban kakak segera beranjak...

Aku ikuti dia... rambutnya yang indah bergerak lepas disapu angin malam yang dingin... apakah rambutmu seindah itu kekasihku?".... hanya keheningan yang kami tinggalkan, tak ada bunyi serangga ... bahkan gemersik ilalang pun tiada karena angin telah mati... hanya sebentar dia berhembus .... hanya hening.. seperti cinta antara aku dan dirinya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar