Selasa, 22 November 2011

kala isak sirna

"Satu-satunya hal yang membuatku sedih adalah ketika aku tidak bisa memandangmu ketika kau memandangku" 

Kata mu dulu, "we had a right love but at the wrong time ..." dan kita harus terima itu... dan kita akan berjumpa ketika waktu yang tepat itu datang... tetapi sementara menunggu aku dirundung kegelisahan, kegelisahan yang mungkin tak beralasan namun sering kali mendera,

bahwa ketika pada akhirnya kita bertemu, aku tidak bisa lagi memandangmu ketika kau memandangku
bahwa ketika pada akhirnya kita bertemu, aku telah menjadi dingin ketika kau memeluk hangat diriku
bahwa ketika pada akhirnya kita bertemu, aku telah menjadi layu ketika kau butuhkan daya itu...

lalu untuk apa penantianmu
lalu untuk apa kesabaranmu?
lalu untuk apa pertemuan itu?
dan untuk apa Sang Sutradara kehidupan melakonkan kita dalam drama hidup ini?
untuk kesia-siaan? atau untuk apa?

dan ....
ketika isak itu sirna... di akhir malam-malamku dan
ketika lelah jiwa menghampiri raga di ujung dinihari

akhirnya aku harus terima...
inilah misteri itu...
entah apa dan mau bagaimana... jalannya cerita bukan di tangan ku atau di tangan mu... tapi ada pada Nya...

namun dalam hening ku ini... aku inginkan dirimu... ada dan tak pergi lagi...

namun dalam sepi ku ini... aku inginkan dirimu... ada dan tak pergi lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar